PRAMBON –Imam Syafi’i, 45, urung memanen tanaman padinya yang mulai menguning. Petani asal Dusun Sugihwaras Suko, Desa Sugihwaras, Kecamatan Prambon itu tewas kemarin siang setelah tersambar petir saat memeriksa tanaman padi milinya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Nganjuk, Imam sudah berangkat ke sawah yang ada di perbatasan Desa Sanggrahan dan Desa Watudandang, Kecamatan Prambon sejak pagi. Biasanya, sekitar pukul 11.00 Imam sudah pulang ke rumahnya. “Tetapi sampai pukul 13.00 korban masih belum pulang. Akhirnya keluarga memutuskan untuk mencari,” akta Kapolsek Prambon AKP Ahmad Junaedi.
Imron, 43, salah satu kerabat Imam, ditugaskan untuk mencari saudaranya itu di sawah. Benar saja, sekitar lima menit mencari di area sawah atau sekitar pukul 13.00, Imron melihat sosok tubuh telentang di salah satu sudut pematang.
Dia pun langsung mengenali jika pria tersebut adalah Imam, saudaranya. Dalam keadaan panik, Imron sempat mendekati mayat untuk memastikan apa yang telah terjadi.
Setelah mengetahui Imam tak bernafas, Imron lantas memberi tahu keluarga dan warga setempat.“Warga dan perangkat desa lalu sama-sama mendatangi korban,” lanjut AKP Junaedi.
Seketika itu suasana persawahan yang masih basah bekas diguyur hujan deras itu langsung ramai oleh kerumunan warga. Petugas Polsek Prambon bersama warga kemudian mengevakuasi jenazah Imam menuju rumahnya. Tim Unit Identifikasi Polres Nganjuk dan petugas medis Puskesmas Prambon belakangan menyusul ke rumah duka untuk keperluan penyelidikan.
Setelah tim medis dan petugas identifikasi memeriksa tubuh Imam, polisi memastikan bahwa Imam tewas akibat tersambar kilat atau petir dengan kekuatan tinggi. “Sementara tidak ada orang atau saksi di sekitar lokasi saat kejadian karena kondisinya memang sedang hujan deras sekali,” imbuh Junaedi.
Imam diduga tersambar petir sekitar pukul 12.30 kemarin. Saat itu, Imam diduga tengah sendirian di sawah. Kemarin siang, wilayah Prambon memang diguyur hujan deras dengan petir yang saling menyambar.
Keberadaan Imam di sawah tersebut tak lain untuk memeriksa tanamannya yang siap dipanen. Saat itulah, tanpa disadari tiba-tiba arah atas atau dari langit muncul kilatan petir yang langsung menyambar tubuh Imam.
Dalam penyelidikan, polisi mendapati bekas luka kulit gosong dan terkelupas pada siku kanan dan pergelangan tangan kiri pria ini. “Semakin menguatkan dugaan bahwa korban meninggal karena tersambar petir. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” ujar Junaedi. (pas/ut)
Sumber : Radar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
maaf redaksinya mana ....copy paste tanpa izin...dan kantor redaksinya mana...
ReplyDelete