Hujan deras yang terjadi Selasa (2/2) malam lalu membuat pondasi jembatan di pintu masuk Dusun Keduk, Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan ambrol. Pondasi jembatan tua itu ambrol setelah diterjang banjir bandang luapan sungai Kuoso di desa setempat.
Pantauan Jawa Pos Radar Nganjuk, pondasi bagian timur jembatan itu ambrol sepanjang sekitar empat meter. Akibat ambrolnya pondasi itu, badan jembatan terkikis sekitar satu meter. Sehingga, lebar jembatan jadi menyempit.
Material batu, cor semen dan pasir dari pondasi jembatan yang ambrol terlihat memenuhi sebagaian sisi sungai yang sekitar pukul 10.00 kemarin debitnya sudah kembali normal itu.
Longsornya pondasi jembatan juga membuat sebatang pohon besar yang awalnya tumbuh di sisi kiri jembatan ikut tumbang. “Kejadiannya sekitar pukul 19.00 tadi malam (2/2) pas hujan gerimis,” ujar Tarmuji, 40, warga Dusun Keduk, Desa Kebonagung yang ada di lokasi siang kemarin.
Saat kejadian, lanjut Tarmuji, tak ada warga yang sedang melintas jembatan. Sebab, sejak pukul 17.00, hujan deras sudah mengguyur wilayah setempat. Adapun lokasi jembatan berada di tepi hutan dan perbukitan yang memisahkan Dusun Keduk dengan pusat Desa Kebonagung. “Baru agak malam ketahuan. Setelah hujan berhenti,” lanjutnya.
Kala itu, ada salah satu warga Dusun Keduk yang bermotor dan baru pulang dari Nganjuk. Begitu melintas jembatan, pengendara itu langsung kaget saat melihat separo jalan di jembatan itu hilang.
Di saat yang sama, arus sungai di bawahnya sangat deras. Bahkan, mulai meluap. Kabar ambrolnya pondasi jembatan itu langsung menyebar dalam waktu singkat.
Kemarin pagi, warga dan perangkat dusun kemudian bersama-sama mengecek ke lokasi. “Ternyata kerusakan lumayan parah,” ujar Kepala Dusun (Kasun) Keduk Syai’ul.
Sekitar pukul 09.00 kemarin, aparat dari Polsek Sawahan dan tim SAR dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk juga mendatangi lokasi. Setelah melihat lubang besar menganga di bawah gelagar jembatan, mereka langsung memasang papan larangan bagi kendaraan roda empat untuk melintas. “Sepeda motor masih boleh lewat, tapi harus hati-hati,” lanjut Syai’ul.
Ambrolnya pondasi tersebut langsung membuat sekitar 100 kepala keluarga (KK) di Dusun Keduk was-was. Mereka khawatir jembatan akan ambrol secara keseluruhan jika wilayah mereka kembali hujan deras. Selama ini, jembatan itu menjadi akses warga untuk menuju tiga dusun lainnya.
Masing-masing adalah Dusun Kuoso, Desa Kebonagung, serta Dusun Blokan dan Dusun Jurangbudeng, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan. Jembatan tersebut juga sangat dibutuhkan oleh para guru yang setiap hari pulang pergi mengajar di dusunnya.
Yakni, di dua SD negeri dan satu madrasah tsanawiyah (MTs). “Guru-guru ini rumahnya di Loceret dan Nganjuk. Setiap hari lewat jembatan ini,” terang Syai’ul.
Karena itu, dia berharap Pemkab Nganjuk segera melakukan perbaikan. “Apalagi ini jembatan sudah tua. Terakhir dipugar tahun 1985. Sudah 30 tahun lalu,” imbuh Syai’ul.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Nganjuk Soekonjono mengatakan, setelah meninjau lokasi jembatan kemarin pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Nganjuk. Yaitu, untuk menyiapkan rencana pembangunan jembatan darurat.
Soeko berjanji, pihaknya akan secepatnya mengupayakan bantuan. Sebab, kondisi jembatan masih rawan ambrol lagi, bahkan putus total. Terutama, jika turun hujan lagi dengan intersitas tinggi. “Kondisinya terus kami pantau, terutama untuk mencegah jatuhnya korban,” pungkas Soeko.(pas/ut)
0 Response to "Diterjang Banjir, Pondasi Jembatan Keduk Ambrol"
Post a Comment