REJOSO – Serangan banjir terus datang beruntun di wilayah Kabupaten Nganjuk. Setelah merendam 15 desa di kawasan selatan Jumat (12/2) lalu, siang kemarin air bah giliran menerjang wilayah Nganjuk utara. Hujan deras selama sekitar tiga jam mulai pukul 13.30 sampai 15.30, membuat debit air Sungai Semantok yang mengalir di Desa Musirlor, Kecamatan Rejoso meluap. Muntahan air sungai itulah yang merendam jalanan, sawah, dan sejumlah rumah warga desa setempat.
Informasi yang dihimpun Radar Nganjuk, sekitar pukul 15.00, banjir sudah merendam jalan raya di Desa Musirlor, Kecamatan Rejoso sepanjang sekitar 500 meter, yang menjadi jalur utama perbatasan wilayah Nganjuk-Bojonegoro. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 50 sentimeter.
Beberapa rumah warga yang posisinya lebih rendah dari jalan raya di sekitar jalur setempat sempat terendam selama sekitar 30 menit. “Banjir datang dari arah barat, dari Sungai Semantok,” kata Misiran, 45, salah satu warga Desa Musirlor yang rumahnya sempat kebanjiran setinggi mata kaki.
Pada detik-detik awal datangnya air bah, warga desa setempat sempat panik dan berhamburan keluar rumah. Mereka mengantisipasi jika banjir terus meninggi dan menghanyutkan barang-barang berharga dan hewan ternak.
Pasalnya menurut Misiran, pada musim hujan tahun lalu sudah pernah terjadi insiden banjir bandang besar, sampai menelan korban jiwa dan harta benda. Untungnya, menjelang sore sekitar pukul 15.30, hujan yang awalnya deras berangsur reda bersamaan dengan mulai surutnya air bah yang sempat menggenangi rumah-rumah warga. “Saya hitung ada sekitar 12 rumah di sini yang sempat kemasukan air,” imbuh Misiran.
Pantauan di lokasi sore kemarin, banjir yang merendam jalan raya dan area persawahan lebih bertahan. Bahkan sampai menjelang hari gelap, air bah masih menutup total akses jalur itu sampai mepet ke kiri-kanan halaman depan rumah-rumah warga. Akibatnya, arus kendaraan umum dan pribadi yang melintas baik dari arah Nganjuk maupun Bojonegoro sempat tersendat, bahkan para pengendara motor harus menuntun kendaraan mereka karena takut mogok.
Luapan Sungai Semantok yang mengalir di beberapa wilayah desa di Kecamatan Rejoso, juga sempat merendam beberapa desa lain di luar Desa Musirlor. Tim relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk yang berpatroli sore kemarin melaporkan, air bah dengan ketinggian semata kaki sampai lutut juga sempat merendam wilayah Desa Talang, Desa Mlorah, dan Desa Banjarrejo, Kecamatan Rejoso. Hanya saja, air bah tidak sampai masuk dan merusakan harta benda di rumah-rumah warga, melainkan menggenangi jalanan dan sebagian area sawah padi. “Perkiraan berapa yang terdampak masih didata. Tetapi sudah kami pastikan tidak ada kerugian material,” kata Joko Dewo Umbaran, relawan BPBD Nganjuk di lokasi kemarin. BPBD mencatat banjir baru benar-benar surut sekitar pukul 19.00. Namun demikian, pihaknya masih terus berjaga-jaga mengingat tengah malam masih ada kemungkinan turun hujan deras lagi, begitu juga dengan beberapa hari ke depan.
Sementara itu, ada yang unik dari peristiwa banjir di wilayah Rejoso kemarin. Yakni, salah satu desa yang tercatat paling rawan dan paling parah jika terkena banjir justru aman-aman saja. Desa Sambikerep yang letaknya paling utara dan paling dekat dengan bantaran Sungai Semantok, sepanjang siang sampai malam kemarin tidak tampak sedikitpun genangan air.
Menurut Kepala Desa (Kades) Sambikerep Agus Johanoko, aliran Sungai Semantok di desanya kemarin memang tidak ikut meluap, melainkan hanya peres atau hanya sampai ketinggian persis di bibir tepi sungai. “Yang meluap di desa sebelah, yang letaknya lebih rendah,” kata Agus. Kendati demikian, setelah mendengar banjir di beberapa desa tetangga kemarin, pihaknya juga langsung ikut bersiaga. Mengingat pengalaman tahun lalu, Agus menyebut banjir pernah menerjang ratusan rumah di desanya dengan ketinggian lebih dari 1 meter. “Mudah-mudahan tidak terjadi lagi tahun ini,” ucapnya. (pas/die)
Sumber : Radar
Sumber : Radar
0 Response to "Banjir Hadang Jalur Nganjuk-Bojonegoro"
Post a Comment