Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12.00 kemarin. Namun, udara di sekitar Sungai Petungulung, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan masih terasa sejuk. Bahkan, cenderung dingin.
Meski matahari sedang berada di atas kepala, terik seolah tak membakar kulit. Maklum saja, sungai Petungulung memang terletak di lereng Gunung Wilis. Sehingga, suasana khas pegunungan langsung terasa saat kita menginjakkan kaki di sana.
Berbeda dengan hari biasa yang cenderung sepi, hari libur sekolah terakhir kemarin membuat sungai Petungulung ramai pengunjung. Bapak-bapak, ibu-ibu hingga anak-anak berjajar di tepi sungai yang bersebelahan dengan jembatan pintu masuk menuju Dusun Petungulung dari Jalan Raya Nganjuk-Sawahan itu.
Dari puluhan orang itu, ada yang memang sengaja antre untuk bisa menikmati wisata river tubing yang ada di sana. Tetapi, ada pula yang penasaran melihat orang-orang tengah menyusuri sungai dengan cara yang berbeda itu.
“Berapa bayarnya Mas?” tanya Ardian, 20, pemuda asal Desa/Kecamatan Loceret, yang baru saja pertama kali melihat wisata tubing di sana.
Rupanya, Ardian penasaran setelah melihat poster tulisan di ujung gang jembatan yang berbunyi ‘Petungulung Tubing Adventure’. Poster itu juga dilengkapi tanda panah penunjuk arah ke timur sejauh sekitar 300 meter dari jalan raya Nganjuk-Sawahan.
Ardian yang awalnya hanya berniat rekreasi ke Air Terjun Sedudo pun akhirnya menyempatkan diri sejenak singgah untuk mencari tahu lebih detail. Apalagi, dia juga mendengar informasi jika wahana wisata itu sudah dibuka sejak 1 Januari lalu. “Kapan-kapan saya mau coba sama teman-teman,” janji Ardian sambil memerhatikan sejumlah pemuda yang asyik bermain tubing.
Di saat yang sama, belasan pengunjung sudah bersiap di tepi sungai dengan rompi pelampung, helm, serta ban karet hitam berdiameter 1,5 meter. Ya, sejak dibuka Jumat (1/1) lalu, sudah ada ratusan orang yang mencoba wahana tersebut.
Begitu tiba di finish, para wisatawan langsung menceritakan sensasi tubing yang berbeda dibanding daerah lain. Mereka rata-rata langsung merasakan sensasi berbeda dari wahana tubing sungai di daerah lain. Terutama, tentang suhu air dingin yang memang langsung dari mata air Gunung Wilis itu.
Tepatnya, berjarak sekitar 10 kilometer di bawah Air Terjun Sedudo, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan. Sehingga, kondisi air masih bersih karena belum banyak bercampur sampah dan limbah. “Pertama mencoba kaget karena sering kecebur, tapi lama-lama biasa,” ujar Indah Sari, 16, salah satu pengunjung asal Desa Kuncir, Kecamatan Ngetos dengan mata berbinar.
Sejak pertama kali meluncur dari jarak 1 kilometer dari titik start, Indah yang kemarin mencoba wahana bersama teman-temannya itu mengaku langsung terpompa adrenalinnya. Termasuk, saat kulitnya mulai bersentuhan dengan air dingin, hingga saat dirinya berteriak keras karena ban berputar kencang di pusaran arus sungai.
Demikian juga saat ban membentur batu besar hingga ban yang didudukinya terbalik. “Lama-lama saya sengaja biar terbalik berkali-kali, karena ternyata tidak begitu dalam dan airnya segar untuk mandi,” tutur Indah sambil tertawa.
Keseruan bertambah ketika wisatawan harus melewati jeram sungai. Teriakan keras langsung terlontar bersamaan karena mereka harus melakukan gerakan khusus mengikuti lekukan jeram agar ban yang dinaiki tak terbalik di sana.
Tak hanya dinikmati oleh remaja. Sejumlah ibu-ibu juga tertarik mencoba wahana yang bisa tergolong ekstrem ini.
Adalah Murniati, 37, yang nekat mengikuti river tubing. Perempuan asal Desa Tiripan, Kecamatan Berbek itu datang jauh-jauh karena penasaran setelah mendengar cerita saudaranya yang tinggal di Dusun Petungulung.
Karenanya, sambil mengunjungi suadara di hari libur kemarin, Murniati nekat mencoba pengalaman baru itu. “Takut-takut pertama kali, tetapi hilang setelah tahu banyak petugas pendampingnya,” kata Murni sambil tersenyum.
Pengawasan untuk peserta wanita memang tampak lebih ketat. Selain pengawas di tepi sungai, ada pula pendamping yang mengikuti dari belakang. Ketakutan mereka berubah menjadi senyum dan tawa karena di sepanjang rute mereka banyak melihat perempuan yang asyik mandi sambil mencuci baju di sungai.
Pengelola Tubing Adventure Arif Rahman mengatakan, rute tubing yang ditempuh oleh pengunjung sepanjang sekitar 1 kilometer. Jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
Berapa uang yang harus dikeluarkan untuk berpetualang di Sungai Petungulung itu? Untuk kelompok minimal lima orang, tiap orang dipatok tarif Rp 40 ribu. Sedangkan kelompok 10 orang lebih murah lagi. Yaitu, Rp 30 ribu per orang.
Peserta, kata Arif, akan diantar oleh tim ojek untuk menuju titik start. “Sudah didampingi pemandu dan istruktur, lengkap dengan peralatan safety,” kata Arif.
Arif pun mengklaim petualangan tubing yang dikelolanya itu dipandu oleh kru yang sudah profesional di bidangnya. “Wisatawan harus melakukan pemanasan serta wajib memakai perlengkapan keamanan seperti helm, pelampung hingga pengaman kepala,” urai Arif. (ut)
Arif pun mengklaim petualangan tubing yang dikelolanya itu dipandu oleh kru yang sudah profesional di bidangnya. “Wisatawan harus melakukan pemanasan serta wajib memakai perlengkapan keamanan seperti helm, pelampung hingga pengaman kepala,” urai Arif. (ut)
Sumber : Radar
0 Response to "Wahana Wisata River Tubing Pertama di Kabupaten Nganjuk"
Post a Comment