Sambil mengusap peluh di dahi, Sunardi, 35, berkali-kali membunyikan terompet di tangan kanannya dengan memencet beberapa kali. Kamis (18/2) malam itu, dia terlihat beberapa kali menyeberang jalan. Meninggalkan gerobak bakso bakarnya dan memilih membunyikan terompet agar didengar oleh ratusan orang yang ada di area dalam Alun-Alun Nganjuk.
Penantiannya membuahkan hasil. Sekitar 15 menit kemudian, sejumlah muda-mudi yang sebelumnya nongkrong di alun-alun, menghampirinya. Jika biasanya gerobak Sunardi berada persis di selatan alun-alun, tepatnya dekat lapangan basket, malam itu dia memilih tempat baru.
Ya, setelah penertiban yang dilakukan anggota Satpol PP Kamis pagi, para PKL memang harus pindah ke tempat jualan baru. Sunardi termasuk salah satu PKL yang memilih melipir ke lokasi yang dekat dengan alun-alun.
Dia pun berjualan di selatan alun-alun. Lokasi itu dibatasi ruas Jl Merdeka yang ada di depannya. Karena lokasi yang relatif jauh dibanding sebelumnya, dia pun harus aktif mendatangi calon pembeli dan membunyikan terompet. Bunyi itu sekaligus untuk mengingatkan keberadaannya yang tak jauh dari alun-alun.
“Saya biasanya di pojok sana jualannya, Mas. sekarang nggak boleh,” kata pria asal Desa Tiripan, Kecamatan Berbek ini sambil menunjuk sudut trotoar di sisi selatan Alun-Alun Nganjuk dan membuka percakapan.
Baca Juga : Imigrasi Gerebek Tenaga Kerja Tiongkok
Tempat jualan barunya itu bukannya didapat dengan cara mudah. Begitu dinyatakan dilarang berjualan di alun-alun, dia langsung mencari tempat yang tak jauh dari lokasi lama. Apalagi, pelanggannya rata-rata memang anak muda yang tiap hari nongkrong di alun-alun.
Makanya, karena tak kunjung mendapat kejelasan tempat baru, dia nekat berjalan di seberang selatan alun-alun. Meski calon pembeli harus menyeberang jalan, setidaknya bakso bakar buatannya masih bisa terlihat dari sisi utara.
Apalagi, dengan bunyi terompet pencet yang beberapa kali ditekannya, dia berharap tetap bisa mengumpulkan rupiah malam itu. Tetapi, di hari pertama kepindahannya, dia harus rela menelan kekecewaan.
Hingga larut malam, dia hanya bisa mendapatkan uang Rp 20 ribu. Padahal, biasanya dia bisa mendapatkan uang antara Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu tiap malam.
Saking inginnya menggaet pembeli lebih banyak, malam itu Sunardi sempat nekat menggeser gerobaknya hingga mendekati pintu masuk selatan Alun-Alun Nganjuk. Apes, satu regu Satpol PP yang berjaga di alun-alun melihat gerakannya. Dia pun langsung didatangi dan diminta memindahkan gerobaknya.
Mengapa dia nekat? Ditanya demikian, Sunardi mengaku tak punya pilihan lain. Berjualan pentol bakar adalah pekerjaan satu-satunya. Makanya, dia berusaha keras agar tetap mendapatkan uang malam itu.
Ke depan, Sunardi berharap Pemkab Nganjuk akan memberi toleransi. Sehingga, dia dan puluhan PKL Alun-Alun Nganjuk lainnya masih bisa berdagang di dekat Alun-Alun Nganjuk. Apalagi, setelah direnovasi pengunjung alun-alun dilihatnya semakin banyak.
Bahkan, hingga membeludak. “Kalau bisa dan diizinkan, kami ingin bisa jualan di Jalan Pramuka,” kata Sunardi lirih menyebut jalan sepanjang sekitar 50 meter di sisi utara Alun-Alun Nganjuk. Lokasi itu berada di depan gedung SMP Negeri 1 Nganjuk dan Mapolsekta Nganjuk.
Hal senada juga diungkapkan Amini, 45. Perempuan asal Kelurahan Cangkringan, Kecamatan Nganjuk yang sebelumnya berjualan mie ayam itu biasanya memilih tempat di Jl Pramuka. Tepatnya di depan Polsekta Nganjuk.
Begitu dilarang, dia memilih berjualan di depan bekas kantor KPU Nganjuk di Jalan Supriyadi. Meski sepi dan hanya ada sedikit pembeli, Amini tak bisa berbuat banyak. “Semua langganan saya tahunya saya buka di Alun-Alun. Kalau pindah-pindah begini susah. Nggak laku-laku,” keluhnya.
Dia dan sebagian besar PKL alun-alun memang banyak yang membuka lapak di sepanjang Jalan Pramuka. Selain melayani pengunjung alun-alun, mereka juga melayani anak-anak sekolah di depannya.
“Saya usul teman-teman PKL dikumpulkan di satu jalan itu saja, yang lain dilarang,” pintanya sembari menyebut dia dan teman-teman PKL lainnya bersedia ditata secara tertib. Termasuk, menjaga kebersihan alun-alun yang baru saja direnovasi. (ut)
Sumber : Radar
Sumber : Radar
0 Response to "Nasib PKL Alun-Alun Nganjuk, Paska Ditertibkan Satpol PP"
Post a Comment