Tuesday, August 21, 2007
Tokoh
ARS ILALANG
ARS Ilalang (Agus Rego Subagyo) Lelaki jangkung kelahiran kota angin Nganjuk, 7 Oktober 1973 alumni SMAN 2 Nganjuk ini pernah kuliah beberapa semester di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Pernah bekerja sebagai sopir bis dan truk gandeng. Semasa kuliah pernah nimbrung belajar dan beraktlvitas di Teater Cowboy FPt-UB. Penggagas berdirinya Teater Kaliptra FP-UB, Komunitas Seni ilalang Indonesia (KSII), Teater Lempung FTP-UB, Komunitas Teater Universitas Brawijaya (KUTUB). Teater Gothick Alfed, Laboratorium Pilar, Forum Penyalr Muda Malang (FPMM) dan Teater Trotoar. Aktif memberikan workshop teater di teater-teater kampus di Jawa Timur. Selain puisi, juga menulls naskah drama, dan naskah yang pernah ditulls diantaranya, Awang-Uwung (1994), Tayuh (1998), Tong (1998), Ilalang Tidur (2000), Simpang Siur (2001), Matahari Setengah Mati I (2002), Nurani Bromocorah (2002), Opera Trotoar (2003). Dan beberapa naskah lainnya yang hilang tak terselamatkan.
Sebagai pemain di Ketoprak `Ontran-ontron Purboretnan` Produksi Ketoprak Sumunaring Budoyo Unitaniri Unibraw di UNAIR Surabaya (2000), Monoplay Song Penyaksi Produks! KSII at Auditorium STAIN Kediri (2002), Kebayan Dengkul Produksl Teater Venorika di Auto IKIP PGRI Tuban don di Gedung Cak Duraslm Surabaya (2002), Tekongan Produksi Teater Penampungan Indonesia dl Hall Oesman Mansyur UNISMA dan Gedung Cak Durasim Surabaya (2002). Dan Iainnya.
Sutradara pementasan Ilalang Tidur Produksi KSII (2000), Simpang Slur Produksi Teater Ego FE-UB (2001), Sang Penyaksi Produksi KSII (2002), Monoplay Sang Penyaksi Produksl KSII (2002), Nurani Bromocorah Produksl Teater Lempung (2002). Pentas Keliling (Jombang, Tuban, Kediri, Nganjuk) Opera Anak Pinggir Trotoar Produksi Teater Trotoar (2003). -
Penata Lampu di Konser Klasik Choir on The Move UAPSM_UB di Hotel Tugu (2000), Konser Accapela La Interno Concerto I UAPSMUB at Graha Medika UB (2002), LPSPR UB (2002), GFT antar fakultas seUB don Perguruan Tinggi se Jatim (2000), Art Photo Contest 'The Night Light no Blitz` d( Dempo (2003), Drama Contest se Malang di STIE Malang Kucecwara Malang (2003), 2nd Annual Concer Brawijaya University Student Choir (2004), LPSPR UB antar Fakultas se_Unibraw don antar SMU se_Jawa Timur (2005) dan penata lampu di kegiatan kesenian lainnya.
Tahun lalu Ars Ilalang menerbitkan antologi Puisi `Jangan Menangis Kekasihku`, berisikan 64 puisi yang dipilihkan atas dasar tematik. Untuk mengetahui lebih banyak tentang ARS Ilalang, tim Puitika.net mewawancarai ARS Ilalang sekaligus rekaman pembacaan puisi di akhir artikel. Berikut petikan percakapan:
Sazano : Bisa anda ceritakan kapan pertama kali anda mengambil alat tulis dan kertas lalu mulai menulis puisi, apakah itu disengaja atau tidak?
Ars : Awalnya iseng saja kala suntuk dalam kelas, saat itu masih SMP kelas 1 sekitar tahun 87- an. Karyaku yang pertama dapat nilai yang buruk untuk sastra indonesia.
S: Hal-hal apa saja yang mempengaruhi tulisan-tulisan anda, khususnya puisi?
A: Biasanya tentang apa yang terjadi akhirnya menjadi sebuah perenungan yang kemudian di tuliskan dalam bentuk kata-kata. Banyak hal yang mempengaruhi, semua hal.
S: Bisakah anda menjelaskan mengenai puisi-puisi yang anda tuliskan?
A: Ada hal yang sangat mendorong saya untuk menulis adalah pengalaman-pengalaman pahit yang aku jalani ketika aku harus terusir dari rumah . Istilahnya kalau orang jawa itu untuk ngendem pikirane dewe jadi dengan menulis, mencurahkan perasaan pada kertas. Karena saya sudah lepas dari orangtua ketika lulus SMP 100%.
S: Darimana anda menemukan inspirasi, selain pengalaman hidup?
A: Selain pengalaman hidup biasanya dari alam, peristiwa-peristiwa alam. Ada tanda-tanda alam itu saya tuliskan, sebatas kemampuanku untuk menterjemahkan tanda-tanda itu.
S: Pesan apa yang anda ingin sampaikan melalui puisi anda ?
A: Seorang penyair itu harus sombong artinya memberikan nasehat semacam menjadi seorang filsuf lah. Jadi aku menyisipkan pesan-pesan itu tanpa sengaja. Karena aku menulis ya sudah aku menulis saja Untuk selanjutnya tulisan itu akan saya biarkan mungkin seminggu atau dua minggu atau sebulan baru saya baca kembali, ini kayaknya ada ga pesan yang tertulis di sini kalau nggak aku akan mencari itu untuk disisipkan.
S: Apakah bagian paling mengerikan dan menyenangkan ketika menulis puisi?
A: Untuk hal yang sangat menyulitkan pada saat menulis itu adalah mencari kata-kata, diksinya. Kadangkala aku menggunakan diksi-diksi yang jarang diketahui oleh orang karena saya kan orang jawa. Saya selalu menyisipkan kata-kata jawa. Pernah juga saya dijuluki seorang penyair agraris karena memang saya seorang petani di desa. Kebanyakan tema-temanya tentang petani, tentang orang desa, kemiskinan, keterpurukan, dan sebagainya. Selain itu seringkali kehabisan ide menjadi hal yang sangat menggelisahkan. Biasanya aku tidak bisa menulis karena begitu suntuk atau pikiranku yang sedang kalut karena memikirkan banyak hal yang membuat aku tidak bisa menulis satupun puisi. Menghilangkan itu aku berjalan-jalan karena aku seorang avonturir.
Proses yang menyenangkan ketika aku berjalan-jalan, singgah di beberapa kota menemukan sesuatu yang istimewa dan itu akan aku tuliskan. Karena itu menjadi sebuah sejarah atau pengeling-eling untuk diriku sendiri. Aku akan bisa mengingat.
S: Apa yang menginspirasikan anda menulis `jangan menangis kekasihku`?
A: Sebenarnya untuk urusan percintaan dalam antologi ini tidak ada. Karena Jangan menangis Kekasihku ini saya tulis setelah kejadian di Trawas. sumber air panas. Pada saat itu aku di kafe La Dida (Malang-red) ada salah satu temanku yang kerabatnya ikut menjadi korban di sana. Jadi dia menceritakan tentang kepedihannya. Sekitar jam 2 an. Nah aku menuliskan peristiwa itu. Yang saya jadikan Kekasihku itu adalah alam ini yang ngamuk atau menangis. Akhirnya apabila diterima di publik puisi saya ditafsirkan seperti menjadi pengalaman emosional percintaan saya biarkan saja. Itu urusan mereka.
S: Saya membaca puisi anda salah satunya di tuliskan saat anda berumur 14 tahun. Apa yang berubah pada tulisan anda sejak anda bertinggal di Malang?
A :Mungkin sedikit banyak aku lebih mengetahui tentang puisi, aturan atau tata cara menulis saya perhatikan kalau dulunya saya sama sekali tidak tahu, pokoknya aku menulis dengan kata-kata yang aku tahu yang aku punya , itu saja.
S: Anda melakukan banyak hal untuk komunitas teater. Seberapa integral sebagai bagian dari komunitas dalam apa yang anda lakukan sebagai seorang penyair?
A: Untuk teaternya sendiri kebanyakan untuk arah perilaku saya secara pribadi. Untuk mencari teman lah seperti itu. Tidak berpengaruh untuk kepenyairan.
S: Dari semua penyair yang anda kenal dan mungkin di ajak bekerja sama, siapa yang menjadi favorit anda? Apakah ada penyair yang anda pikir menginspirasikan anda untuk tetap bersemangat menulis?
A: Favorit sebenarnya nggak ada karena saya kan nggak pernah mengkulturkan seorang penyair tapi karya mereka itu saya nikmati, saya nikmati karya bukan penulisnya.
S: Dari banyak buku puisi yang anda baca, buku puisi yang menurut anda paling mengena buat anda secara pribadi?
A: Aku pernah membaca punya Ajib Rosidi, judulnya kalau tidak salah layar, bukunya putih, tipis. Disitu ia bicara masalah laut, perahu, ombak, menceritakan itu. Selain itu saya membaca banyak buku puisi, saya pernah baca karya dari Afrika terus yang jelas penyair pujangga-pujangga baru saya baca sejak SD, Balai Pustaka, seperti Khairil Anwar, Marah Rusli, dll.
S: Literatur-literatur apa saja yang menjadi favorit anda?
A: Banyak bukulah tidak mesti karya-karya sastra, pengetahuan. Semuanya punya pengaruh dalam puisi, semua pengetahuan masuk kesana terutama ilmu-ilmu sosial.
S: Apa rencana anda selanjutnya dalam jangka panjang?
A: Ya sedikit sombong aja, saya ingin memasyarakatkan ke desa-desa. Karena ketika aku keliling untuk membaca puisi, membaca tidak aku sendiri tetapi tempat yang aku datangi minimal lima orang entah aku membacakan puisiku sendiri atau karya mereka, berkolaborasi denganku, berpuisi rialah. Saya peduli dengan pedesaan karena aku orang desa, orang tuaku di desa.
S: Apa menurut anda hal yang bisa membuat anak muda sekarang intens menulis puisi?
A: Jarang sekali penyair-penyair baru itu muncul. Niatan saya untuk memunculkan mereka juga selain menjaga intensitas aku terus berkarya di puisi. Ke depannya sekolah-sekolah kampus-kampus atau komunitas-komunitas di luar tetap menjadi tempat pembelajaran yang baik.
S: Hubungan anda dengan Komunitas Lain di Malang, seperti misalnya juga ada Forum Penyair Muda Malang (FPMM-red) untuk membangkitkan intensitas berkarya ?
A: Sekarang FPMM sudah tidak ada. Yang paling baik membentuk komunitas baru. Kalau tetap memakai nama yang dulu kan riskan juga. Ketika orang-orangnya berganti baru. Ya memanfaatkan sesuatu yang sudah terpendam. Jadi nggak enak juga.
S: Jadi ada juga hal-hal seperti prasangka, intrik-intrik dalam sesama rekan-rekan penyair?
A: Pasti ada itu, cukup berat. Ngomong kedewasaan itu sebenarnya dikalangan seniman sendiri itu nggak dewasa. Ketika ada temannya berkarya, yang lainnya mencibir dan lain sebagainya, kan sering. Dan itu aku anggap , saya biarkan saja, yang penting saya nggak.
S: Jadi anda menemukan juga penyair yang `dewasa` di tulisannya tapi tidak “dewasa” di sifatnya?
A: (tertawa kecil) Masih tetap kepengen kotak-kotak sendiri.
S: Anda seringkali melakukan keliling keluar kota malang, apa tujuan anda?
A: Kalau aku aktif di luar Malang itu cuma kecendrungan aja. Kalau aku berkarya di Malang ya yang mengapresiasi ya teman-teman sendiri. Dan kebanyakan kalau sudah dekat biasanya tidak ada kritik, tapi kalau kita keluar dan mereka tidak kenal kita mereka akan mudah memberikan kritik. Misalnya di Blitar sekitar bulan September mereka cukup apresiatif, anak-anak SMA. Mereka aku ajak berpuisi bareng secara spontanitas.
S: Apa ada hubungannya dengan film-film remaja belakangan ini sehingga mereka tertarik pada puisi?
A: Ya, mungkin kita harus salut dan berterima kasih dengan Dian sastro yang bermain di AADC.
S: Anda ingin menjadi `Gaul` di masa depan?
A: Mungkin tulisannya atau ide-ide. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru. Sebentar lagi tanggal 24 Februari aku main sama teman-teman musik. Berpuisi. Mereka main musik dan aku menyelingi puisi. Dan ada puisi saya yang masuk menjadi bagian lagu. Berbaur. Saya tidak menyebutnya sebagai musikalisasi puisi. Yang baru lagi saya akan membaca puisi saya di lagu-lagu rap.
S: Puisi-puisi Hip Hop?
A: (tertawa kecil) ya puisi hip-hop.
S: Mungkin keluar dari topik.. saya tertarik makanan favorit anda?
A: Makanan favorit saya tempe penyet kalau di rumah saya suka sate kambing (tertawa kecil), saya darah rendah.
S: Anda sekarang di Malang?
A: Saya jarang di Malang belakangan ini. Ya kalau ada event-event tertentu ya aku datang ke sini. Kalau tidak ya aku harus kembali ke rumah. Mencangkul di sawah.
S: Bertani memang semacam kepuasan batin atau memang tuntutan lain?
A: Itu memang tuntutan realita (tertawa kecil), ya kita jalani apa sajalah.
S: Saya ingin tahu dari mana anda mendapatkan kata ilalang di belakang ARS? Sebagai bagian dari komunitas seni Ilalang Indonesia?
A: Tidak, ilalang ini sudah saya pakai sejak lama. Dulu ketika saya masih menjadi supir kaki saya tertusuk tunas ilalang yang kata orang-orang lembek tapi justru kaki saya tertusuk dan bahkan pernah parah. Namun belakangan saya juga mengerti filosofi ilalang. Dan Itu menarik.
S: Membaca puisi paling berkesan?
A: Paling aku banggakan ketika aku mebaca puisi di Balai Desa di Jombang dengan anak-anak jalanan. Penontonnya lumayan banyak, mulai yang tua sampai di gendongan.
S: Sering membuat puisi spontan?
A: Sering sekali. Kalau bicara masalah konsep aku sendiri ga bisa menjelaskan , tetapi biasanya yang memancing puisi spontan adalah emosi audiens sehingga aku bisa bebas. Kebanyakan puisi spontan saya tidak dituliskan.
S: Terakhir, bisa anda jelaskan dengan kata-kata anda sendiri apa itu puisi?
A: Puisi adalah sesuatu `kesialan` yang harus di buang dari kepala.
Selain menulis puisi, Ars ilalang juga menuliskan cerpen-cerpen, novel, dan beberapa naskah drama. Sebagai seorang penyair ARS Ilalang cukup dikenal di kota Malang terutama sekali oleh mereka yang berkecimpung di komunitas Teater. Pembawaannya yang bersahaja akan membantu anda mengenalnya lebih utuh ketika anda berjumpa dengannya secara langsung.
Ars ilalang meski dikenal sebagai penyair agraris tidak menutup dirinya dari perkembangan teknologi, beliau juga menggunakan media internet (FS, Blog-red) untuk berkomunikasi dan menyebarkan puisinya.. Tujuannya untuk memperkenalkan puisi ke seluruh khalayak khususnya daerah pedesaan patut diacungi jempol. Sukses selalu ARS ilalang!
sumber : http://misc3llaneous.blogspot.com/2006/02/ars-ilalang.html
0 Response to "ARS ILALANG"
Post a Comment