SUKOMORO – Kesibukan persiapan menjelang perayaan Imlek 2567 semakin terasa. Salah satunya adalah ritual memandikan patung dewa di Kelenteng Hok Yoe Kiong di Desa / Kecamatan Sukomoro.
Sejak Selasa (2/2) lalu, pengurus kelenteng dan umat Tri Dharma secara bergantian memandikan patung-patung dewa menggunakan air kembang. Kemudian, mereka juga membersihkan setiap sudut ruang doa dan altar kelenteng yang terletak di tepi Jalan Raya Surabaya-Solo tersebut.
Seperti yang dilakukan kemarin, Ketua Kelenteng Hok Yoe KiongTeguh Susilo Saputro memimpin ritual memandikan patung dewa. Satu per satu patung dari total 12 dewa yang ada di kelenteng itu dimandikan dengan dimasukkan ke ember khusus.
Ember tersebut berisi air yang bercampur dengan bunga mawar dan minyak wangi. Patung dewa pertama yang dimandikan adalah patung dewa utama Kongco Kong Tik Tjoen Ong. “ (patung Kong Tik Tjoen Ong, Red) Langsung dibawa ke Nganjuk oleh pendatang dari Tiongkok sekitar tahun 1930-an,” kata Teguh di sela prosesi memandikan dewa.
Teguh kemudian menunjukkan patung pertama yang dimiliki kelenteng tersebut, yang ukurannya cukup kecil. Yaitu kurang dari sepuluh sentimeter. Sementara saat ini, TITD Hok Yoe Kiong sudah memiliki patung Kongco Kong Tik Tjoen Ong yang baru dengan ukuran yang lebih besar.
Baca Juga : Klenteng Hok Yoe Kiong, Usia Sarang Semut Yang Lebih Tua Dari Klentengnya
Usai memandikan dewa utama mereka, Teguh kemudian memimpin prosesi memandikan belasan patung dewa lainnya. Antara lain tiga dewa utama dari agama Tri Dharma. Yaitu, Khong Cu untuk umat Khonghucu, Budha Sakya Wuni untuk umat Budha dan yang tertua adalah Mahadewa Thai Sang Laocin untuk aliran kepercayaan Taoisme.
Berikutnya, pengurus dan umat Tri Dharma di kelenteng juga memandikan dewa-dewa lainnya seperti Dewi Kwan Im hingga Dewa Perang Kwan Kong. “Prosesi setiap patung dewa sama. Baju dilepas, dibersihkan debunya dahulu, baru dimandikan,” terang pria dengan nama Tionghoa The Sie Tjoen ini.
Teguh mengatakan, ritual suci tersebut dilakukan karena diyakini 12 dewa akan naik ke langit atau kayangan. Semua benda yang ada di kelenteng juga harus bersih sebelum para dewa-dewi itu kembali turun pada hari ketujuh setelah Imlek nanti.
Ritual memandikan patung dewa di Kelenteng Hok Yoe Kiong berlangsung sejak lima hari menjelang Imlek hingga malam menjelang perayaan Imlek atau pada 7 Februari nanti. Tujuannya, agar semangat kebersamaan antarwarga Tionghoa di Nganjuk terjaga. Di antaranya, dengan saling bahu-membahu memandikan patung.
Sementara itu, Liana, 35, salah satu umat yang memandikan patung mengatakan, dia sudah memandikan patung dewa sejak 2015 lalu. Dia mengaku sengaja melakukannya agar mendapatkan berkat dari dewa. Terutama Dewi Kwan Im yang memang hanya boleh dimandikan oleh kaum perempuan. “Semoga tahun monyet api ini bisa dapat keselamatan dan rezeki,” pungkas Liana.(pas/ut)
Sumber : Radar
0 Response to "persiapan menjelang perayaan Imlek di Kelenteng Hok Yoe Kiong di Desa/Kecamatan Sukomoro"
Post a Comment