SAWAHAN – Hujan deras yang terjadi Kamis (11/2) malam hingga dini hari kemarin tak hanya mengakibatkan banjir. Tebing setinggi 30 meter di Desa/Kecamatan Sawahan yang sudah dibangun plengsengan batu oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Nganjuk longsor. Akibatnya, separo rumah milik Musyafak, 35, yang persis berada di bawahnya mengalami rusak parah.
Tebing selebar tujuh meter yang berada di tepi Jalan Raya Nganjuk-Sawahan itu longsor sekitar pukul 23.30 Kamis malam lalu. Saat kejadian, Musyafak, tengah berada di dalam rumah. Untungnya, Musyafak tak sedang berada di bangunan berukuran 4×7 meter tersebut.
Dia bersama istrinya tengah tidur di toko ponsel yang berjarak
sekitar 10 meter dari tempat tinggalnya tersebut. “Untungnya nggak ada orang di dalam,” ujar Rudianto, 30, salah satu warga setempat di lokasi kejadian siang kemarin.
Pantauan Jawa Pos Radar Nganjuk, tumpukan batu dan patahan semen cor tampak menimpa separo sisi selatan rumah. Pondasi dan bagian dalam rumah juga rusak parah. Hingga kemarin siang, Musyafak dan warga belum berani melakukan evakuasi.
Mereka hanya bisa melihat kerusakan tersebut dari jarak beberapa meter. Sebab, mereka was-was akan terjadi longsor susulan. Begitu pula dengan titik longsor di proyek bangunan plengsengan setinggi 30 meter itu. “Padahal ini bangunan baru, belum ada dua tahun,” lanjut Rudi.
Berdasar papan yang terpasang di plengsengan, proyek pembangunan pengaman badan jalan koplakan itu menelan dana Rp 94,418 juta milik dinas PU Bina Marga. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Hindraloka.
Lebih jauh Rudi mengatakan, sebelum dibangun proyek plengsengan di lokasi tersebut, menurutnya justru tak pernah terjadi longsor di lokasi itu. “Tapi setelah ada bangunan penahan longsor ini malah terjadi longsor begini,” tegasnya.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk bersama Koramil dan Polsek Sawahan kemarin pagi langsung melakukan peninjauan. Namun karena hujan masih turun deras, kerja bakti pembersihan material baru akan dilakukan Minggu (14/2) pagi besok. “Kerugian materiil, taksiran awalnya Rp 20 juta,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Nganjuk Soekonjono.
Berdasar pengamatan tim di lapangan, lanjut Soeko, BPBD mencatat ada belasan rumah warga lainnya di bibir tebing yang diplengseng itu yang rawan. Belasan rumah itu persis ada di dekat rumah Musyafak.
Untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, Soeko menyebut pihaknya akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan satuan kerja (satker) lain. Terutama, antisipasi darurat untuk meminimalkan kemungkinan bencana.
Soekonjono juga membenarkan jika bangunan yang mengalami longsor itu adalah proyek milik Dinas PU Bina Marga Nganjuk. Ditanya tentang penyebab longsor, Soeko mengaku belum bisa menyimpulkan apakah longsor itu akibat kualitas bangunan atau akibat bencana.
Mengingat, kawasan setempat memang sedang diguyur hujan lebat sejak sekitar pukul 16.00 Kamis lalu hingga dini hari kemarin. “Tim kami juga masih menggali informasi di lokasi. Kalau memang penyebabnya murni bencana, nanti anggarannya menggunakan dana tanggap darurat bencana,” pungkas Soeko.(pas/ut)
Sumber : Radar
Sumber : Radar
0 Response to "Longsor, Proyek PU Bina Marga Timpa Rumah Warga"
Post a Comment