SUKOMORO – Perayaan tahun baru Imlek 2567 disambut dengan berbagai ritual. Tadi malam, ratusan umat melakukan doa tutup tahun di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Yoe Kiong, Sukomoro. Tahun monyet api disebut merupakan tahun keberuntungan bagi orang-orang yang cerdik dan lincah.
Untuk diketahui, puncak doa dimulai sekitar pukul 22.00 hingga pukul 00.00 tadi malam. Meski demikian, umat sudah banyak yang berdatangan ke kelenteng sejak pukul 19.00. Mereka berdoa bersama keluarga masing-masing. “Yang tidak bisa berdoa bersama memang biasanya berdoa bersama keluarganya di kelenteng,” kata Ketua TITD Hok Yoe Kiong Teguh Susilo Saputro.
Di tahun monyet api, menurut Teguh umat akan mendapat tantangan tersendiri. Monyet melambangkan kecerdikan dan api menjadi simbol semangat. Karenanya, orang yang pandai dan cekatan mencari peluang akan meraih hoki atau kesuksesan.
Namun, Teguh juga mengingatkan resiko besar jika salah dalam menentukan pilihan. “Karena kera atau monyet itu kan lincah, tapi ya nakal juga,” kata Teguh.
Dalam upacara doa semalam, umat Tri Dharma juga memanjatkan doa bagi kondisi bangsa dan negara. Terutama, terkait kondisi ekonomi yang beberapa bulan terakhir menghadapi banyak tantangan. “Kami berdoa agar perekonomian Indonesia bisa segera membaik dan berkembang. Selaras dengan makna monyet api itu,” lanjutnya sembari menyebut umat berharap bisa mendapat rezeki melimpah tahun ini.
Mengiringi harapan akan membaiknya kondisi bangsa, sekitar pukul 08.00 pagi ini, kelenteng akan membagikan buah hoki. Buah apel, pir dan jeruk diberikan untuk umat yang datang ke kelenteng.
Dalam kepercayaan Tiongkok, menurut Teguh buah apel memiliki makna keselamatan. Kemudian, buah jeruk bermakna berkembang. Sedangkan pir bermakna kelancaran.
Buah-buah itu pun dipercaya bisa membawa hoki atau keberuntungan jika dimakan di tahun baru Imlek ini. “Misalnya yang baru lulus sekolah, jika memakan buah itu akan segera mendapat pekerjaan dan bertemu jodoh,” terangnya.
Sementara itu, meski puncak dua tutup tahun baru berlangsung pukul 22.00, persiapan perayaan Imlek sudah berlangsung sejak sore. Sekitar pukul 15.00 kemarin, pengurus terlihat memasang lilin-lilin raksasa di sejumlah altar.
Beberapa umat yang memanjatkan doa bersama keluarganya pun terlihat melakukan doa secara berurutan. Mulai berdoa di altar Thien Kong yang terletak di teras depan kelenteng. Kemudian, mereka masuk ke altar utama untuk berdoa kepada Kongco Kong Tik Tjoen Ong.
Dewa utama yang berjuluk Raja Pemberi Berkah dan Rezeki itu memang ditempatkan di altar urutan pertama. Ratusan umat dari Nganjuk, Jombang, Kediri dan Surabaya dipastikan berdoa di altar dewa utama tersebut. “Semua berharap mendapat hoki tahun ini,” beber Teguh.
Yang menarik, tak hanya warga keturunan Tionghoa saja yang berdoa di kelenteng. Kelenteng Hok Yoe Kiong juga menjadi simbol peleburan budaya atau tradisi. Sehingga, ada warga dari suku Jawa dan suku lain yang berdoa di kelenteng tersebut.
Bahkan, Wawan, 40, penjaga kelenteng yang merupakan warga Desa/Kecamatan Sukomoro ini tiap hari berdoa di altar dewa sembari merawat kebersihan tempatnya. “Di susunan organisasi kelenteng pun ada yang dari umat Muslim,” sambung Teguh. (pas/ut)
Sumber : Radar
0 Response to "Di tahun monyet api, Yang Cerdik dan Lincah akan Sukses"
Post a Comment