Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Zabur sudah cukup dikenal oleh warga di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Nganjuk. Pasalnya, polisi berkumis tebal ini sehari-hari mendapat tugas sebagai bayangkara pembina ketertiban masyarakat (babinkamtibmas) kelurahan setempat sejak dua tahun lalu. Karena itu pula, ketika berkeliling dengan motor patrolinya siang kemarin, sepanjang jalan dan gang pasti ada saja warga yang sekadar menyapa atau melambaikan tangan untuk sang polisi.
Tak terkecuali saat Bripka Zabur singgah di salah satu rumah warga setempat, yang terletak di RT 2/RW 1. Dua orang warga masing-masing bernama Susilo Utomo, 40, dan Heri Susanto, 45, langsung menyambutnya seperti teman akrab. Tanpa canggung, mereka lalu bersama-sama masuk ke pekarangan di belakang rumah, yang berwujud kompleks kandang kelinci terbuat dari bambu dan terdiri dari tiga blok dan masing-masing bertingkat empat. “Wah, sudah semakin bersih sekarang kandangnya,” lontar Bripka Zabur, ketika diajak berkeliling kompleks kandang.
Satu per satu kandang berisi kelinci jenis pedaging itu diamatinya dengan jeli, sambil memperhatikan pernak-pernik pendukungnya seperti saluran sanitasi air kencing dan kotoran, hingga tempat makan. Sesekali Zabur juga terlibat diskusi kecil dengan Susilo dan Heri, kakak-beradik yang sejak awal merintis usaha ternak itu di Kelurahan Jatirejo. Sejak tiga bulan lalu, secara otodidak mereka memulai usaha dari nol, sampai kini berhasil mengembangbiakkan sampai berjumlah 80 ekor induk dan 80 anakan. “Pak Lurah kemudian tertarik, dan mendukung pengembangan usaha kreatif semacam ini,” lanjut Zabur.
Dia sendiri sebagai bagian dari tiga pilar di Kelurahan Jarirejo, masing-masing Kepala Kelurahan, Babinkamtibmas dan Babinsa, belakangan ikut aktif membantu mengembangkan rintisan usaha itu. Bahkan, Zabur bersama perangkat kelurahan setempat sedang menyiapkan rencana untuk membuat Kelurahan Jatirejo sebagai sentra atau kampung kelinci. “Pelatihan-pelatihan untuk warga, termasuk ibu-ibu PKK juga mulai dilakukan. Instrukturnya ya kami ajak langsung Pak Susilo dan Pak Heri ini,” ujar Zabur.
Sebagai seorang polisi, Zabur yang hampir setiap hari mengunjungi lokasi peternakan kelinci itu tidak canggung, untuk ikut terlibat dalam proses penggemukan hingga perawatan kelinci-kelinci pedaging itu. Bahkan, dia sudah mulai hafal varian kelinci pedaging yang sudah dimiliki, antara lain jenis rex dan new zealand. Ketika kini jumlah hewan ternak sudah semakin banyak yang siap dipasarkan, Zabur pun sudah mulai mencoba mencari calon konsumen melalui jaringan yang dimilikinya. “Polisi juga bisa sangat berperan dalam kegiatan yang bisa mendorong peningkatan ekonomi masyarakat seperti ini,” ujarnya.
Di luar itu, setiap berkeliling kampung atau patrol rutin, Zabur juga kerap menyelipkan ‘promosi’ ringan untuk warga kelurahan setempat, selain pesan-pesan utama soal keamanan dan ketertiban. Seperti saat Zabur memberikan pemahanan kepada ibu-ibu dan anak-anak muda yang ingin memiliki penghasilan tambahan, dengan merintis usaha peternakan kelinci potong di kampung mereka.
Caranya mudah. Hanya dengan datang ke kantor keurahan untuk mengikuti pelatihan secara gratis yang dipandu oleh duet pengusaha yang sudah merintis lebih dahulu, yakni Susilo dan Heri. “Saat ini sudah beberapa kali pelatihan dilakukan, yang terakhir Minggu kemarin (14/2),” ujar Zabur.
Dalam waktu dekat ini, kepala kelurahan setempat juga sudah berancang-ancang membuat kelompok-kelompok kecil, yang akan diperiapkan merintis usaha serupa di lahan masing-masing. Mereka nantinya akan mendapat pendampingan dan pembinaan langsung dari Bripka Zabur, bersama Susilo dan Heri.
Dengan begitu, maka rencana besaar untuk menjadikan Kelurahan Jatirejo sebagai Kampung Kelinci bisa secepatnya terwujud. “Warga sudah antusias sekali. Pak lurah dan Pak zabur juga mendukung. Itu yang paling penting,” ujar Heri Santoso, salah satu pengelola rintisan ternak kelinci tersebut.
Selama tiga bulan memulai usaha ini, Heri mengaku dibantu dua orang lagi, masing-masing Waris, sekaligus pemilik lahan pekarangan, dan Suhadi, sebagai tenaga teknis di kandang. Heri yang mempelajari usaha ternak kelinci pedaging secara otodidak meyakini, peluang usaha jenis ini sangat besar untuk ekonomi warga. Dalam gambarannya, salah satu sasaran pasar yang bisa dituju adalah warung-warung atau restoran yang menyajikan menu berbahan daging kelinci, baik yang berada di wilayah Nganjuk maupun di luar kota. “Dan nanti juga akan banyak dibantu oleh Pak Zabur, dalam pemasarannya,” pungkas Heri. (die)
0 Response to "Cerita Babinkamtibmas Jatirejo, Rintis Kampung Kelinci"
Post a Comment