Kain batik Anjuk Ladang khas Nganjuk mulai diminati pasar. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Nganjuk yang memakainya, tapi juga warga dari luar kota hingga turis mancanegara.
Satu lagi kerajinan tradisional khas Nganjuk mulai bangkit menggeliat. Setelah sempat vakum beberapa tahun, kini mulai bermunculan perajin kain batik tradisional Anjuk Landang yang menjadi ciri khas Nganjuk.
Setidaknya sudah ada belasan perajin batik yang mulai bangkit menekuni kerajinan membatik. Terlebih setelah mendapat suport dari pemerintah daerah semakin membuat perajin kian bersemangat.
Salah satu bentuk suport itu, sejumlah dinas dan satker di Pemkab Nganjuk mulai memborong kain batik khas Anjuk Ladang untuk seragam kerja. Perajin sendiri kini mulai membuat sejumlah varian hasil kerajinan kain batik.
Ada batik cap-capan yang dapat diproduksi massal dengan harga yang lebih terjangkau.
Namun juga ada produk kain batik medium hasil kerajinan tangan para pembatik tradisional. Untuk kalangan atas juga ada kain batik premium dari kain sutera dengan batik corak yang lebih halus.
Masing-masing jenis kain batik ini memiliki harga yang berbeda-beda. Kain batik cap-capan harganya cukup ekonomis dijual Rp 180.000 untuk ukuran 240 x 115 cm.
Namun untuk kain batik medium yang dikerjakan dengan ketrampilan tangan para pembatik harganya dibandrol Rp 300.000. Sedangkan kain batik untuk kalangan atas dari kain sutera harganya bisa mencapai Rp 2 juta per potong.
Dwi Ernawati salah satu perajin kain batik menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 15 perajin batik. Jumlah itu belum termasuk pembatik freelan yang jumlahnya lebih banyak.
Para perajin itu juga sudah mulai mendapat pembinaan dan ketrampilan. Hanya saja kelompok pembatik itu masih belum banyak yang mendapatkan bantuan dana hibah dari pemerintah.
"Setahu kami baru 1 perajin yang mendapat bantuan, perajin lainya belum," ungkapnya.
Untuk menyelesaikan kain batik 1 potong butuh waktu sekitar 2 hari. Sedangkan kain batik halus butuh waktu sekitar 3 hari. Sementara batik kain sutra agak lama lagi karena butuh perajin yang profesional dan bagus.
"Kain batik buatan kami sudah banyak dipesan keluarga dari berbagai daerah di Indonesia. Pelanggan kami sudah cukup banyak, malahan ada yang dikirim ke Sumatra dan Bandung," jelasnya.
Sementara koleksi untuk turis asing asal Jerman dan Prancis lebih menyukai kain batik dengan corak etnik. "Rata rata turis cari batik etnik, batik ngatas angin," ungkapnya.
Dwi Ernawati salah satu perajin kain batik menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 15 perajin batik. Jumlah itu belum termasuk pembatik freelan yang jumlahnya lebih banyak.
Para perajin itu juga sudah mulai mendapat pembinaan dan ketrampilan. Hanya saja kelompok pembatik itu masih belum banyak yang mendapatkan bantuan dana hibah dari pemerintah.
"Setahu kami baru 1 perajin yang mendapat bantuan, perajin lainya belum," ungkapnya.
Untuk menyelesaikan kain batik 1 potong butuh waktu sekitar 2 hari. Sedangkan kain batik halus butuh waktu sekitar 3 hari. Sementara batik kain sutra agak lama lagi karena butuh perajin yang profesional dan bagus.
"Kain batik buatan kami sudah banyak dipesan keluarga dari berbagai daerah di Indonesia. Pelanggan kami sudah cukup banyak, malahan ada yang dikirim ke Sumatra dan Bandung," jelasnya.
Sementara koleksi untuk turis asing asal Jerman dan Prancis lebih menyukai kain batik dengan corak etnik. "Rata rata turis cari batik etnik, batik ngatas angin," ungkapnya.
Salah satu motif yang dikembangkan dengan corak gambar Candi Ngetos. Kebetulan tempat tinggal para pembatik ada di sekitar bangunan candi yang menjadi tempat perabuan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit.
Kebangkitan kerajinan batik ini menjadikan anak-anak muda di kawasan lereng Gunung Wilis sudah banyak yang menekuni teknik membuat batik tulis. Apalagi batik sudah diakui sebagai warisan budaya leluhur oleh Unesco.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Diskoperindag Kabupaten Nganjuk Drs RR Heni Rochtanti,MM telah melakukan pembinaan terhadap para perajin batik khas Nganjuk.
Salah satu upayanya mengirimkan pembatik belajar membatik di Solo. Langkah itu telah dapat menumbuhkan perajin baru pembatik untuk mengembangkan corak khas Nganjuk.
"Sekarang sudah banyak perajin batik Nganjuk yang sudah eksis. Bahkan banyak mendapatkan order pesanan," jelasnya.
Kebangkitan kerajinan batik ini menjadikan anak-anak muda di kawasan lereng Gunung Wilis sudah banyak yang menekuni teknik membuat batik tulis. Apalagi batik sudah diakui sebagai warisan budaya leluhur oleh Unesco.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Diskoperindag Kabupaten Nganjuk Drs RR Heni Rochtanti,MM telah melakukan pembinaan terhadap para perajin batik khas Nganjuk.
Salah satu upayanya mengirimkan pembatik belajar membatik di Solo. Langkah itu telah dapat menumbuhkan perajin baru pembatik untuk mengembangkan corak khas Nganjuk.
"Sekarang sudah banyak perajin batik Nganjuk yang sudah eksis. Bahkan banyak mendapatkan order pesanan," jelasnya.
0 Response to "Batik Nganjuk Mulai Diminati Masyarakat, Bahkan Kolektor Asing"
Post a Comment