Kurang Terawat, Candi Lor Hampir Ambruk
NGANJUK- Kondisi situs-situs cagar budaya semakin memprihatinkan saja. Khususnya yang berada di luar ruangan. Contohnya, Candi Lor. Akibat kurangnya perawatan, candi yang terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret itu rusak. Material penyusunnya semakin rapuh dan tergerus yang yang dapat mengancam kekokohannya.
Di dinding bagian utara candi yang diperkirakan dibangun pada 937 itu semakin krowok (berlubang). Batu-bata penyusunnya semakin habis seperti bekas tergerus oleh benda lain.
Sementara itu, susunan batu-bata yang baik di bagian atas maupun luar sudah ditumbuhi lumut. Dinding yang semula berwarna merah kini menjadi hijau kusam akibat tertutup lumut. Kondisi itu tentu saja mengurangi keindahan candi. “Padahal candi itu sudah rutin dibersihakan oleh juru pemeliharanya dari Trowulan,” kata Setiadi, kasi Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Budaya Daerah (Disparbuda).
Setiadi mengakui kondisi candi yang berukuran alas 12,4 X 11,5 meter persegi itu memang semakin rusak. “Karena hanya terbuat dari batu-bata dan usianya juga sudah sangat tua maka bangunannya jadi krikit (tergerus, red),” katanya.
Perawatan candi yang menghadap ke barat itu cukup sulit. Itu disebabkan karena material bangunannya yang dari batu bata biasa. Tidak ada yang bisa dikerjakan untuk membuat candi lebih awet. “Beda dengan kalau candi terbuat dari batu kali,” terangnya.
Lebih memprihatinkan lagi, kebanyakan wisatawan yang mengunjungi candi dengan pohon kepuh besar di atasnya itu kurang menjaga kelestarian. Anak-anak sekolah yang banyak mampir ke candi seusai pulang sekolah seringkali menaiki batu-bata. Kondisi itu semakin membuat posisi batunya bergeser atau bahkan patah.
Padahal, candi tersebut memiliki nilai sejarah tinggi. Nama Anjuk Ladang sebagai asal mula nama Nganjuk muncul dari prasasti yang ditemukan di sekitar candi itu. “Makanya candi ini juga sering disebut dengan prasasti Anjuk Ladang,” kata Setiadi.
Dalam prasasti batu tertulis yang ditemukan di sekitar candi itu, Candi Lor dibangun oleh Pu Sindok pada 859 Saka atau 937 Masehi. Candi itu sebagai tugu kemenangan setelah Pu Sindok atau yang bergelar Sri Maharaja Pu Sindok Sri Isana Dharmotunggadewa itu berhasil merebut kemenangan dalam sebuah peperangan.
Selain Candi Lor, situs bersejarah lain yang kurang mendapat perhatian adalah situs peninggalan zaman Majapahit yang ditemukan di Dusun Gondang, Desa Tanjung, Kecamatan Kertosono beberapa waktu lalu. Setelah ditemukan pertama kali akhir 2005 lalu dan mulai dilakukan penelitian awal Juni lalu hingga sekarang situs itu masih mangkrak. “Tahun 2007 baru akan dilanjutkan penelitiannya, kami sudah membuat programnya dalam APBD tahun depan,” pungkas Setiadi. (jie)
sumber : www.jawapos.com
0 Response to "Candi Lor"
Post a Comment